Postingan

Kartu ATM

Perkembangan zaman membuat manusia terus berinovasi dalam bidang apapun sehingga membuat kita seolah dimanjakan oleh teknologi. Namun sayangnya kita sebagai warga negara Indonesia saat ini masih menjadi konsumen sejati, entah kapan kita bisa menikmati produk lokal asli tanpa campur tangan pihak asing. Tapi gua yakin suatu saat nanti bangsa ini bisa menjadi konsumen dari produk lokal asli. Jika dulu manusia bertransaksi dengan cara barter lain hal dengan saat ini, manusia modern saat ini bertansaksi dengan uang serta dimanjakan dengan banyak cara untuk melakukan transaksi, bisa melalui transaksi tunai maupun non tunai seperti melalui transfer antar bank, menggunakan uang elektronik dan lain sebagainya. Oiya ada satu lagi pembayaran modern saat ini yaitu "pakek duit lu dulu bro, nanti gua ganti" hahahaha. Semenjak maraknya marketplace di Indonesia emak  gua jadi sering belanja baju, sembako dan keperluan lainnya lewat online dan gua rasa bukan cuma emak gua doang. Emak g

Malaikat Kecil

Aku kira dunia ini berjalan sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Maksudnya seperti saat kita bersekolah, jam 07:00 pagi itu waktu untuk masuk sekolah, jam 09:00 untuk istirahat dan jam 15:00 waktu untuk pulang. Ya aku tahu tidak semua sekolah menerapkan aturan waktu yang sama, tapi yang aku maksud di sini lebih ke konsep aturan yang berjalan. Sekali lagi aku tekankan lebih ke konsep aturan yang berjalan, jadi jika kita melakukan aktivitas yang berbeda pada jam yang telah ditentukan maka kita akan dihukum. Dan aku benci hukuman. Itulah konsep aturan yang aku pahami tentang dunia ini, sebelum aku tahu betapa 'kejamnya' dunia ini. Berbicara tentang dunia mungkin terlalu luas, aku ingin mengajakmu sedikit lebih fokus dengan bahasan yang agak dipersempit. Aku ingin mengajakmu membahas tentang 'aturan kota', sedikit informasi aku tinggal di bagian utara kota Jakarta dengan luas 146,7 km² sedangkan luas provinsi DKI Jakarta 661,5 km². Menurutku untuk ukuran sebuah provins

Zodiak

Gambar
"Ya kalo gua sih sekarang udah ga percaya ama zodiak, kalo dulu zaman sekolah masih suka baca-baca gitukan soalnya seru aja bacanya. Kadang ada yang pas ama diri kitakan dan ga sedikit juga yang ga cocok" "Terus yang bikin sekarang ga percaya apa?" timpalku "Lagi itu pernah baca di twitter, katanya kalo orang yang percaya ama zodiak solatnya ga diterima" Ia bercerita begitu sangat antusias, seakan sedang bercerita di depan anak-anak kecil. Tapi aku juga begitu senang, karena dirinya semakin hari semakin terbuka yang menandakan dirinya nyaman denganku. Oh tidak, jangan berpikir terlalu jauh antara aku dengannya. Kami adalah teman baru, baru bertemu sekitar 1 bulan yang lalu dan mulai berkomunikasi sejak 2 minggu yang lalu. Untuk bertemu dengannya saja belum pernah lagi, sejak pertemuan pertama kami di salah satu acara seminar. "Dih percaya ama twitter, percaya mah ama Tuhan." "Ya gua juga percaya ama Tuhan, makanya gua sekarang uda

First Time

Pernah pergi ke suatu tempat dan bertemu orang asing? Ah sepertinya itu sudah sangat lumrah, ketika kita pergi ke suatu tempat tentunya banyak sekali wajah asing yang kita jumpai. Seketika pikiran kita abstrak, menjadi julid ketika melihat wajah orang yang menurut kita aneh, dejavu karena merasa pernah bertemu dengan orang tersebut, atau terkagum-kagum ketika melihat wajah yang begitu mempesona. Nah poin ketiga yang biasanya selalu terbayang di pikiran ini, ingin menyapa tapi merasa malu ataupun takut. Tapi jika tidak bertanya merasa gregetan sendiri, akhirnya jalan terbaik adalah melupakan momen itu dan menghapus memori wajahnya di ingatan ini, hahahaha. Namun siapa sangka ketika telah melakukan pilihan itu tapi Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk berpapasan kembali. Tidak, bahkan yang ku maksud bukan sekedar berpapasan tapi Tuhan memberikan kesempatan bagiku untuk duduk bersama dengannya dalam satu forum. Ah rasanya senang sekali bisa duduk bersama dalam satu forum dengannya, ja